Atasi Bau Badan dan Jaga Kulit Tetap Lembap Saat Cuaca Panas
Bau badan sering kali muncul akibat keringat yang bercampur dengan bakteri di permukaan kulit.
Tinggal di daerah tropis membuat kita akrab dengan keringat setiap hari, terutama saat cuaca sedang panas, sehingga risiko munculnya bau badan pun meningkat.
Dari Mana Asal Bau Badan?
Bau badan sebenarnya merupakan hal alami. Saat berolahraga, stres, atau mengalami perubahan hormon, tubuh akan memproduksi lebih banyak keringat.
Namun, keringat itu sendiri tidak berbau. Bau muncul karena bakteri di kulit memecah protein dan asam lemak dalam keringat, menghasilkan aroma yang khas.
Beberapa area tubuh seperti ketiak, lipatan kulit, dan selangkangan memiliki lebih banyak kelenjar apokrin—jenis kelenjar keringat yang menghasilkan cairan kaya protein dan lemak.
Inilah mengapa bau badan sering muncul di area tersebut.
Faktor yang Dapat Memperparah Bau Badan
Perubahan bau badan dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain:
- Perubahan hormon: terjadi saat pubertas, kehamilan, menstruasi, atau menopause.
- Makanan: bawang merah, bawang putih, kubis, kembang kol, dan daging merah dapat mengubah aroma tubuh.
- Kondisi kesehatan: penyakit seperti diabetes atau gangguan metabolisme tertentu dapat mengubah bau keringat.
- Kebersihan diri: jarang mandi atau tidak mengganti pakaian setelah berkeringat bisa memperburuk bau badan.
Dalam beberapa kasus, perubahan bau badan atau peningkatan jumlah keringat bisa menandakan kondisi medis tertentu, seperti hiperhidrosis (keringat berlebih).
Jika bau badan tiba-tiba berubah drastis tanpa alasan yang jelas, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memastikan penyebabnya.
Cuaca Panas dan Bau Badan: Kenapa Tubuh Bisa Lebih Beraroma Saat Berkeringat?

Cuaca panas dan aktivitas di luar ruangan sering kali membuat tubuh berkeringat lebih banyak.
Namun, tahukah kamu bahwa jumlah keringat tidak selalu menentukan bau badan? Seseorang bisa memiliki bau badan yang kuat meski tidak banyak berkeringat.
Sementara, yang lain bisa berkeringat deras tanpa menimbulkan bau sama sekali.
Tubuh memiliki dua jenis kelenjar keringat:
- Kelenjar ekrin, yang berfungsi mendinginkan tubuh dan mengatur suhu dengan mengeluarkan keringat bening tanpa bau.
- Kelenjar apokrin, yang menghasilkan cairan lebih kental kaya protein dan lemak—jenis keringat yang paling sering menyebabkan bau badan setelah bercampur dengan bakteri di kulit.
Menariknya, keringat laki-laki cenderung lebih berbau dibandingkan perempuan. Ini karena laki-laki biasanya memiliki lebih banyak bulu dan kelenjar apokrin.
Kelenjar ini mulai aktif sejak masa pubertas, yang menjelaskan mengapa bau badan umumnya mulai muncul saat remaja.
Selain cuaca panas, beberapa faktor lain yang dapat memperkuat bau badan antara lain:
- Aktivitas fisik atau olahraga berat
- Stres dan kecemasan
- Obesitas
- Faktor genetik dan hormon
Meskipun keringat merupakan mekanisme alami tubuh untuk mendinginkan diri, menjaga kebersihan kulit dan menggunakan deodoran atau antiperspiran tetap penting untuk mencegah bau badan yang tidak sedap, terutama saat cuaca sedang panas-panasnya.
Cara Cegah Bau Badan agar Tetap Segar Sepanjang Hari

Mengatasi bau badan tidak cukup hanya dengan menutupi aromanya menggunakan parfum atau body spray.
Perawatan yang tepat harus menyasar penyebab utamanya, yaitu bakteri dan keringat berlebih.
Berikut beberapa cara efektif untuk mencegah dan mengurangi bau badan:
1. Jaga kebersihan tubuh setiap hari
Mandi secara teratur menggunakan sabun antibakteri membantu mengurangi jumlah bakteri di kulit yang memicu bau.
Fokuskan pembersihan pada area yang mudah berkeringat seperti ketiak, selangkangan, dan kaki.
2. Cukur atau rapikan bulu ketiak
Rambut di ketiak bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Dengan mencukur, keringat dapat lebih cepat menguap sehingga bakteri tidak sempat memecahnya menjadi bau yang tidak sedap.
3. Gunakan pakaian bersih dan berbahan menyerap keringat
Ganti pakaian setiap hari, terutama setelah beraktivitas berat. Pilih bahan seperti katun atau linen yang memungkinkan kulit bernapas dan menyerap keringat dengan baik.
Jangan lupa untuk rutin mencuci pakaian dalam dan bra.
4. Gunakan antiperspiran, bukan hanya deodoran
Deodoran membantu menutupi bau, tetapi antiperspiran mengurangi produksi keringat dengan menutup sementara saluran kelenjar keringat.
Produk ini tersedia bebas, namun untuk kondisi keringat berlebih (hiperhidrosis), dokter dapat meresepkan versi yang lebih kuat.
5. Perhatikan makanan yang dikonsumsi
Beberapa makanan dapat memengaruhi aroma tubuh, seperti bawang putih, bawang bombai, kari, dan alkohol.
Cobalah perhatikan apakah bau badan meningkat setelah mengonsumsi makanan tertentu.
6. Kelola stres dengan baik
Saat stres atau cemas, kelenjar apokrin menjadi lebih aktif dan menghasilkan keringat yang berpotensi berbau.
Lakukan aktivitas yang membantu relaksasi, seperti meditasi, olahraga ringan, atau tidur cukup.
Dengan menerapkan kebiasaan di atas secara konsisten, kamu bisa menjaga tubuh tetap segar dan percaya diri, bahkan saat cuaca panas sekalipun. (xt)
Referensi
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Body Odor.
Health Harvard Edu. Diakses pada 2025. What’s that smell? Get rid of body odor
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Sweating and Body Odor.


Leave feedback about this