tick bites
Kesehatan

Gigitan Kutu: Perlukah Saya Khawatir?

Gigitan Kutu: Perlukah Saya Khawatir?

Gigitan kutu mungkin terlihat sepele, tetapi sering kali dapat menimbulkan gatal, kemerahan, atau bahkan reaksi alergi.

Nah, bagi kamu yang suka berwisata di alam terbuka mesti waspada terhadap makhluk kecil yang satu ini.

Pada beberapa kasus, efek gigitan kuku bisa lebih dari sekadar rasa tidak nyaman. Efeknya dapat menimbulkan reaksi alergi atau menularkan penyakit serius, seperti penyakit Lyme.

Mengenal Kutu dan Tempatnya Berkembang Biak

Kutu adalah hewan kecil mirip laba-laba yang memakan darah burung dan mamalia, termasuk manusia. Ukurannya sangat kecil.

Hanya sekitar 1 mm hingga 1 cm, dengan enam atau delapan kaki, tergantung jenisnya.

Kutu biasanya hidup di lingkungan lembap dan berumput, seperti hutan dan padang rumput; kebun atau taman; dan area berumput di sekitar rumah

Ketika menempel di tubuh manusia, kutu cenderung memilih area yang hangat dan lembap, seperti ketiak atau selangkangan; kulit kepala dan belakang telinga; belakang lutut; sekitar pinggang; dan area dalam pusar.

Jenis-jenis Kutu

GWS Wellness – Ada Sekitar 60 Spesies Kutu yang Dapat Menginfeksi Manusia.

Hewan kecil ini ternyata ada ratusan jenis. Sekitar 60 di antaranya dapat menyebabkan infeksi pada manusia. 

1. Lxodes scapularis (kutu rusa)

Kutu rusa atau Ixodes scapularis merupakan jenis kutu yang dapat menularkan berbagai penyakit pada manusia, termasuk penyakit Lyme.

Pada tahap nimfa, kutu ini membawa bakteri Borrelia burgdorferi, penyebab utama penyakit Lyme.

Ukuran nimfa sangat kecil, sehingga sering kali tidak disadari saat menempel di kulit. Biasanya, kutu ini perlu menempel selama lebih dari 36 jam agar dapat menularkan bakteri penyebab infeksi.

Kutu rusa memiliki siklus hidup selama dua tahun. Selain menggigit manusia, mereka juga sering ditemukan pada rusa dan hewan liar lain yang menjadi inang alaminya.

Gigitan Ixodes scapularis dapat memicu berbagai gejala, dari nyeri sendi, leher kaku, kelelahan, hingga jantung berdebar.

Karena ukurannya yang kecil, kutu ini sering luput dari perhatian hingga gejala infeksi mulai muncul beberapa hari setelah gigitan.

2. Pediculus humanis var. capitis (kutu kepala)

Pernah merasa gatal terus-menerus di kulit kepala meski tidak ada ketombe atau tanda penyakit kulit lainnya? Bisa jadi penyebabnya adalah kutu rambut!

Kutu kepala (Pediculus humanus capitis) adalah serangga kecil yang hidup di kulit kepala dan mengisap darah manusia untuk bertahan hidup.

Saat kutu menggigit kulit kepala, mereka mengeluarkan saliva (air liur) agar darah yang diisap tidak membeku.

Nah, reaksi tubuh terhadap saliva inilah yang menyebabkan rasa gatal intens dan iritasi.

Rasa gatal biasanya muncul 2–6 minggu setelah infeksi pertama. Tapi, beberapa gejala dapat muncul hanya dalam beberapa jam.

Selain rasa gatal, pedikulosis (infeksi kutu rambut) juga bisa memicu berbagai masalah kulit dan kesehatan, seperti dermatitis, infeksi bakteri, dan anemia ringan.

3. Pthirus pubis

Dikenal sebagai kutu kelamin. Kutu ini biasanya menempel pada rambut di area kelamin. Mudah menyebar melalui kontak seksual atau menggunakan barang yang sama dengan orang yang terkontaminasi.

Kutu ini menimbulkan rasa gatal hingga peradangan kelopak mata, conjungtivitis, serta bisul pada kulit.

4. Cimex lectularius

Pernah bangun tidur dengan kulit terasa gatal atau muncul bentol-bentol merah? Bisa jadi penyebabnya adalah kutu busuk (Cimex lectularius).

Serangga kecil ini sering bersembunyi di kasur, sofa, celah-celah furnitur, atau lipatan kain dan biasanya aktif di malam hari untuk mengisap darah manusia saat tidur.

Meskipun gigitan kutu busuk tidak menularkan penyakit serius, reaksi pada kulit dapat menyebabkan rasa gatal, kemerahan, dan bengkak ringan.

Jika digaruk terus-menerus, kulit bisa teriritasi atau bahkan terinfeksi.

Waspadai Tanda Infeksi Setelah Gigitan Kutu

GWS Wellness – Gigitan Kutu Dapat Menyebabkan Gatal dan Kemerahan pada Kulit.

Gigitan kutu umumnya hanya menimbulkan rasa gatal dan kemerahan ringan. Tapi, dalam beberapa kasus, kutu dapat menularkan bakteri penyebab infeksi serius, seperti penyakit Lyme.

Karena itu, penting untuk menangani gigitan dengan benar dan memantau gejalanya.

Segera setelah digigit:

  • Lepaskan kutu dengan hati-hati menggunakan pinset (hindari menekan tubuh kutu agar bakteri tidak masuk ke kulit).
  • Bersihkan area gigitan dengan sabun dan air mengalir.
  • Hindari menggaruk untuk mencegah iritasi dan infeksi sekunder.

Setelah kutu terlepas, amati area gigitan selama beberapa hari. Segera konsultasikan dengan dokter jika muncul gejala berikut:

  • Demam, menggigil, atau nyeri otot
  • Ruam berbentuk lingkaran seperti target (bull’s-eye rash)
  • Kemerahan yang meluas dari titik gigitan
  • Rasa lelah atau nyeri sendi tanpa sebab yang jelas

Jika area gigitan mengalami iritasi atau luka akibat garukan, gunakan krim seperti wund+™ Wound Spray, untuk mencegah infeksi serius dan mempercepat penyembuhan luka secara alami.

Bagaimana Cegah Gigitan Kutu?

Beberapa langkah sederhana dapat membantu melindungi diri dari gigitan kutu, terutama saat beraktivitas di alam terbuka:

  • Gunakan baju lengan panjang dan celana panjang.
  • Gunakan obat antiserangga (repellent) yang mengandung DEET atau picaridin.
  • Hindari duduk langsung di atas rumput atau tanah lembap.
  • Setelah beraktivitas di luar, periksa seluruh tubuh, termasuk kulit kepala, belakang telinga, dan lipatan tubuh.
  • Mandi segera setelah kembali ke rumah.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari bantuan medis jika kamu mengalami:

  • Gejala infeksi, seperti demam atau nyeri otot
  • Ruam khas eritema migrans
  • Rasa tidak nyaman yang tak kunjung hilang setelah beberapa hari

Dokter dapat memberikan obat antihistamin untuk meredakan gatal, atau antibiotik bila ada tanda infeksi bakteri.

***

Sebagian besar gigitan kutu memang tidak berbahaya, tetapi tetap perlu diwaspadai, terutama jika muncul reaksi kulit yang tidak biasa atau gejala menyerupai flu setelahnya.

Langkah pencegahan sederhana dan perhatian terhadap tanda-tanda awal infeksi dapat membantu kamu terhindar dari komplikasi yang lebih serius. (xt)

Referensi

Healthline. Diakses pada 2025. Tick Bites: Identification, Symptoms, and Treatment Options.

Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Tick Bites: First Aid.

NHS Inform. Diakses pada 2025. Tick Bites.

Unair. Diakses pada 2025. Infeksi Parasit Kutu Kepala yang Bisa Berisiko Infeksi dan Anemia.

Leave feedback about this

  • Rating