Penyembuhan luka itu nggak instan. Tubuh kita punya empat tahap utama untuk mengembalikan kulit seperti semula. Yuk, kenalan satu per satu!
1. Hemostasis

Ini tahap pertama yang biasanya berlangsung hingga dua hari. Begitu kulit terluka, pembuluh darah di sekitar luka langsung menyempit (vasokonstriksi) untuk mengurangi aliran darah.
Tubuh juga melepas faktor pembekuan yang bekerja sama dengan fibrin untuk membentuk bekuan darah (trombus).
Bekuan ini bertindak seperti “penutup darurat” di pembuluh darah yang pecah supaya darah nggak keluar terus.
Tips: tekan luka dengan kain kasa bersih untuk menghentikan perdarahan.
2. Peradangan (Inflamasi)

Tahap kedua ini biasanya berlangsung sampai tujuh hari untuk luka akut. Bahkan bisa lebih lama untuk luka kronis.
Di sini, sel darah putih datang ke lokasi luka untuk melawan bakteri dan membersihkan kotoran (debris), sambil mempersiapkan dasar luka untuk pertumbuhan jaringan baru.
Tandanya? Luka biasanya terlihat merah, sedikit bengkak, hangat, dan terasa nyeri.
Tips: bersihkan luka dengan lembut pakai sabun dan air, jangan digosok. Setelah itu, tutup dengan perban bersih.
3. Proliferasi

Di fase ini, fokusnya adalah mengisi dan menutup luka. Tubuh mulai membentuk jaringan granulasi baru, membuat pembuluh darah baru (angiogenesis), mengencangkan tepi luka, dan menumbuhkan lapisan kulit baru (epitelisasi).
Jaringan baru biasanya merah atau merah muda karena banyaknya pembuluh darah kecil yang terbentuk.
Lama proses ini bervariasi, dari 4 hari sampai 3 minggu atau lebih, tergantung produksi kolagen oleh fibroblas (sel khusus di jaringan ikat).
Tips: jaga luka tetap lembap dengan menutupnya menggunakan perban bersih agar penyembuhan lebih cepat.
4. Remodeling (Maturasi)

Tahap terakhir ini bisa berlangsung berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Jaringan baru makin kuat dan lentur berkat kolagen yang terus diproduksi.
Tapi perlu diingat, bekas luka biasanya 20% lebih lemah dan kurang elastis dibanding kulit asli sebelum cedera.
Tips: setelah luka menutup, pijatan lembut di area bekas luka bisa membantu membuat jaringan parut tetap lentur.
Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
Ada banyak hal yang bisa memperlambat penyembuhan, seperti:
- Usia atau kondisi kulit yang sudah rapuh
- Penyakit bawaan (komorbiditas)
- Pengobatan tertentu
- Infeksi
- Status gizi dan hidrasi
- Gaya hidup (merokok, alkohol)
- Kondisi pasca operasi
Penghambat Penyembuhan
Diabetes
Bisa menyebabkan luka sulit sembuh karena kerusakan saraf (neuropati) dan aliran darah yang terganggu.
Obesitas
Mengurangi aliran oksigen ke jaringan, bikin penyembuhan lebih lambat.
Nekrosis
Jaringan mati harus dibuang dulu lewat prosedur debridemen sebelum luka bisa sembuh.
Gizi buruk
Kurang protein, vitamin C, atau seng bisa memperlambat pembentukan kolagen dan jaringan baru.
Obat-obatan tertentu
NSAID, steroid, kemoterapi, dan terapi radiasi bisa menghambat pembentukan jaringan baru.
Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Menurunkan aliran darah, mengganggu pembentukan kolagen, dan melemahkan daya tahan tubuh.
Beberapa suplemen, seperti seng dan vitamin C bisa membantu mempercepat penyembuhan luka.
**
Merawat luka bukan cuma soal membersihkan dan menutupnya, tapi juga memahami penyembuhannya.
Dengan tahu tahap-tahapnya dan apa saja faktor yang bisa menghambat, kita bisa mengambil langkah yang tepat supaya luka cepat pulih dan terhindar dari komplikasi.
Jadi, jangan tunggu sampai masalah muncul. Rawat luka sejak awal dengan cara yang benar. Pilih produk perawatan yang tepat, dan dukung tubuh dengan asupan gizi yang cukup.
Kulit sehat, aktivitas pun tetap lancar!
Referensi
Verywell Health. Diakses pada 2025. The Stages of Wound Healing: A Timeline of the Process
Vohra Wound Physicians. Diakses pada 2025. The four phases of wound healing
Leave feedback about this