skin cellulitis
Kesehatan

Selulitis Kulit: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Selulitis kulit adalah infeksi bakteri serius pada lapisan kulit dan jaringan di bawahnya yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri Streptococcus (strep) dan Staphylococcus (staph).

Kondisi ini termasuk infeksi yang bisa berkembang cepat jika tidak ditangani dengan tepat.

Selulitis kulit tidak menimbulkan rasa gatal, tetapi sebagian orang mungkin merasakan gatal saat infeksi mulai membaik.

Infeksi terjadi ketika bakteri masuk ke tubuh melalui retakan, luka, atau iritasi kecil di kulit. 

Kulit yang pecah-pecah, kering, bersisik, atau bengkak menjadi pintu masuk utama bakteri penyebab selulitis.

Luka operasi, luka tusuk, luka terbakar, maupun kulit yang mengalami kutu air atau dermatitis juga bisa menjadi titik awal infeksi.

Meskipun dapat muncul di bagian tubuh mana pun, selulitis kulit paling sering menyerang bagian bawah tubuh, terutama tungkai, kaki, dan jari-jari kaki. 

Gejalanya antara lain pembengkakan, nyeri, kemerahan, dan sensasi hangat pada area terinfeksi. Dalam beberapa kasus, gejala bisa disertai keluhan mirip flu seperti demam di atas 38°C, menggigil, berkeringat, nyeri tubuh, dan kelelahan.

Infeksi selulitis kulit yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

Jika bakteri menyebar ke aliran darah, pasien bisa mengalami komplikasi, seperti infeksi darah (sepsis), abses, atau infeksi jaringan lebih dalam (fasciitis necroticans).

Karena itu, penting mengenali tanda-tanda awal dan mencari pertolongan medis segera jika gejala memburuk.

Menjaga Kebersihan untuk Mencegah Selulitis Kulit

GWS Wellness – Mandi Setiap Hari Dapat Mencegah Selulitis Kulit.

Selulitis biasanya muncul di kulit yang rusak atau kurang higienis. Untuk mencegahnya, penting menjaga kebersihan kulit dengan langkah-langkah berikut:

  • Mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air hangat.
  • Membersihkan dan memotong kuku tangan serta kaki secara teratur.
  • Mandi setiap hari dan mengeringkan kulit dengan sempurna setelahnya.
  • Mengenakan pakaian bersih dan tidak lembap.
  • Merawat luka kecil dengan benar agar tidak terinfeksi.

Saat selulitis baru mulai muncul, kulit terlihat sedikit berubah warna dan terasa hangat saat disentuh. Seiring waktu, area tersebut bisa tampak lebih gelap, bengkak, dan terasa nyeri.

Apakah Selulitis Kulit Menular?

Secara umum, selulitis kulit tidak menular. Namun, pada kasus yang jarang, seseorang bisa tertular bila memiliki luka terbuka dan melakukan kontak langsung dengan luka penderita selulitis.

Oleh karena itu, hindari menyentuh area infeksi tanpa pelindung dan selalu jaga kebersihan luka.

Siapa yang Rentan Terkena Selulitis Kulit

GWS wellness – Kondisi Kulit Seperti Kutu Air Meningkatkan Risiko Terkena Selulitis Kulit.

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena selulitis kulit:

  • Luka terbuka, seperti luka sayatan, goresan, atau luka bakar.
  • Daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat diabetes, leukemia, atau HIV/AIDS.
  • Kondisi kulit tertentu, seperti dermatitis atopik, eksim, kutu air, atau herpes.
  • Pembengkakan kronis pada tungkai atau lengan (limfedema).
  • Riwayat selulitis sebelumnya, karena infeksi dapat kambuh di area yang sama.
  • Kelebihan berat badan, yang meningkatkan risiko peradangan kulit.


Selain itu, kebiasaan sehari-hari, seperti sering berjalan tanpa alas kaki, mengenakan sepatu terlalu ketat, atau tidak segera membersihkan luka kecil juga dapat meningkatkan risiko infeksi. 

Orang lanjut usia juga cenderung lebih rentan karena penurunan elastisitas kulit dan sistem kekebalan yang melemah.

Cara Cepat Merawat Selulitis Kulit

Beberapa langkah rumahan dapat membantu mempercepat penyembuhan selulitis kulit:

1. Cuci luka setiap hari 

Lakukan dengan lembut menggunakan sabun dan air bersih sebagai bagian dari rutinitas mandi.

2. Kompres hangat

Kompres hangat pada area infeksi untuk mengurangi pembengkakan dan rasa tidak nyaman.

3. Elevasi (meninggikan area infeksi) 

Tinggikan area terinfeksi untuk membantu menurunkan tekanan dan memperlancar aliran darah.

4. Gunakan pembalut atau stoking kompresi 

Pembalut atau stoking kompresi dapat mengurangi pembengkakan. Namun, jangan membalut area terinfeksi terlalu ketat agar sirkulasi tidak terhambat. Lepaskan setiap 10–15 menit dua kali sehari.

Jika setelah 2–3 hari gejala tidak membaik atau justru semakin parah (kulit makin merah, nyeri meningkat, atau muncul demam tinggi), segera konsultasikan ke dokter. 

Biasanya dokter akan meresepkan antibiotik oral atau suntik untuk menghentikan infeksi. Dalam beberapa kasus berat, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan. (xt)

Referensi

Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Cellulitis.

Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Cellulitis.

Leave feedback about this

  • Rating