Pernah nggak sih kamu merasa heran, kenapa luka yang kamu punya nggak sembuh-sembuh juga? Sudah dibersihkan setiap hari, sudah ditutup pakai plester atau perban, tapi kok tetap nggak membaik.
Baca juga: https://gwswellness.com/id/kesehatan/mengapa-luka-tak-boleh-diabaikan/
Nah, ternyata penyembuhan luka itu bisa terhambat oleh banyak hal. Kadang, bukan karena perawatannya yang salah, tapi karena memang luka tersebut masuk kategori luka kronis.
Biasanya, luka dirawat dengan rutin dibersihkan, lalu ditutup menggunakan perban atau balutan luka.
Tapi kalau setelah berminggu-minggu tetap nggak menunjukkan tanda-tanda membaik—padahal sudah dirawat dengan benar—bisa jadi itu tanda bahwa kamu butuh perawatan luka yang lebih khusus.
Secara medis, luka disebut kronis kalau tidak sembuh dalam waktu lebih dari 4 minggu, meskipun sudah diberikan perawatan luka standar.
Luka jenis ini biasanya muncul karena ada masalah lain di dalam tubuh, seperti sirkulasi darah yang buruk, diabetes, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Salah satu contoh yang cukup sering terjadi adalah ulkus (tukak) vena di tungkai bawah, yaitu luka terbuka yang muncul karena gangguan aliran darah di area kaki.
Nah, pada kondisi seperti ini, perawatan luka standar saja kadang tidak cukup. Di sinilah peran produk perawatan luka, seperti wund+™ bisa membantu.
Kalau kamu perlu membersihkan luka setiap hari tanpa merusak sel sehat, kamu bisa gunakan wund+™ Wound Spray yang mengandung asam hipoklorit.
Dan untuk menyamarkan bekas luka yang sudah sembuh, ada wund+™ Scar Gel dengan stem cell Centella Reversa yang bantu memperbaiki tampilan kulit dan mempercepat pemulihan jaringan.
Apa Saja yang Bisa Menghambat Penyembuhan Luka?
Ada beberapa hal yang bisa bikin luka jadi ‘bandel’ alias susah sembuh:
- Kulit mati (nekrosis)
Jaringan kulit mati dan benda asing bisa mengganggu penyembuhan. Luka perlu ‘ruang bersih’ supaya sel-sel penyembuh bisa bekerja maksimal. - Infeksi
Kalau luka terbuka kemasukan bakteri, tubuh akan sibuk melawan infeksi, bukannya menyembuhkan lukanya. Akhirnya, proses jadi lebih lama. - Perdarahan terus-menerus
Luka yang terus mengeluarkan darah susah menutup karena tepinya tetap terbuka. - Tekanan atau gesekan (kerusakan mekanis)
Orang yang tidak bisa banyak bergerak, misal karena sakit atau usia lanjut, bisa mengalami luka tekan (dekubitus). Luka ini sulit sembuh karena kulit terus-terusan tertekan atau tergesek. - Pola makan buruk
Makanan tidak bergizi bisa bikin tubuh kekurangan nutrisi penting, seperti vitamin C, protein, dan zinc. Semuanya penting untuk memperbaiki jaringan yang rusak. - Kondisi medis tertentu
Penyakit, seperti diabetes, anemia, atau gangguan pembuluh darah bisa memperlambat penyembuhan luka karena aliran darah ke area luka tidak optimal. Begitu juga gangguan sistem kekebalan tubuh. - Usia
Semakin tua usia seseorang, biasanya proses regenerasi tubuh juga melambat, termasuk penyembuhan luka. - Obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat, seperti obat antiinflamasi (misalnya aspirin), bisa mengganggu kerja sistem imun yang justru diperlukan untuk memperbaiki luka. - Merokok
Merokok memperlambat aliran darah dan suplai oksigen ke jaringan tubuh, sehingga luka lebih sulit sembuh. - Varises
Masalah pembuluh darah seperti varises bisa menyebabkan aliran darah yang tidak lancar. Bikin kulit mudah rusak dan luka susah sembuh. - Luka terlalu kering
Luka yang terlalu kering, apalagi yang dibiarkan terbuka, justru lebih sulit sembuh. Sel-sel kulit dan sel imun butuh lingkungan yang lembap untuk bekerja optimal.
Intinya, luka yang tak kunjung sembuh itu bukan semata-mata karena kurangnya perawatan. Dengan perawatan yang tepat dan perubahan gaya hidup, luka bisa pulih lebih cepat dan komplikasi pun bisa dihindari.
Kalau kamu merasa lukamu makin parah atau tidak ada tanda-tanda membaik, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter, ya! (xt)
Referensi
Better Health. Diakses pada 2025. Wounds – how to care for them
NCBI. Diakses pada 2025. Chronic wounds: Learn More – What are the treatment options for chronic wounds?
Leave feedback about this