Luka lecet atau abrasi biasanya sih bisa sembuh dalam 1–2 minggu. Tapi kalau lukanya agak besar, ya wajar kalau butuh waktu lebih lama.
Tubuh kita sebenarnya punya “sistem otomatis” buat memperbaiki diri. Begitu ada cedera, tubuh langsung bekerja: hentikan perdarahan, lawan bakteri, terus bikin jaringan baru. Lama-lama, sel kulit baru terbentuk dan luka pun menutup.
Nah, masalahnya kadang luka nggak juga sembuh padahal kondisi badan kita baik-baik aja. Kok bisa?
Bisa jadi ada kebiasaan atau faktor kecil yang tanpa sadar malah bikin penyembuhan jadi terhambat.
Yuk, cek kesalahan umum berikut ini!
1. Luka Nggak Dibersihin dengan Benar
Ini kesalahan paling sering. Luka yang kotor bisa jadi sarang bakteri, kotoran, atau serpihan kecil yang bikin penyembuhan lebih lama, bahkan bisa berujung infeksi.
Solusi: bersihkan luka dengan air mengalir atau pakai antiseptik yang lembut. Misalnya, wund+™ Wound Spray.
Produk ini bisa dipakai langsung, nggak perih, dan nggak perlu dibilas. Praktis banget, tinggal semprot, luka jadi bersih.
2. Suka “Ngintip” Luka di Balik Perban
Penasaran sama kondisi luka itu wajar, tapi sering buka perban justru bikin penyembuhan terganggu.
Luka sebenarnya lebih cepat pulih kalau tetap lembap dan tertutup. Kalau perban dibuka terlalu cepat, bakteri bisa masuk, jaringan baru jadi sulit terbentuk.
Solusi: ganti perban sesuai jadwal, biasanya tiap 12–24 jam atau kalau perban sudah basah/kotor. Kalau perban nempel di luka, semprot dulu dengan wund+™ Wound Spray biar gampang dilepas tanpa sakit.
3. Kebanyakan Pakai Krim atau Antibiotik
Krim antibiotik memang berguna, tapi kalau dipakai kebanyakan bisa bikin iritasi atau malah alergi.
Solusi: gunakan secukupnya sesuai aturan. Setelah bersihkan luka dengan wund+™ Wound Spray, kamu bisa pakai gel luka berbasis NaOCl/HOCl. Fungsinya membantu menciptakan kondisi ideal buat penyembuhan tanpa bikin kulit iritasi.
4. Meremehkan Luka Kecil
“Ah, cuma luka kecil kok.” Eits, hati-hati. Luka kecil juga bisa jadi serius kalau sampai infeksi. Bisa berkembang jadi luka kronis, selulitis, atau bahkan sepsis kalau diabaikan.
Solusi: segera periksa ke tenaga medis kalau luka membengkak, keluar nanah, atau kamu mulai demam.
5. Kebiasaan Menggaruk Luka
Gatal sedikit langsung digaruk? Bahaya, lho. Luka bisa kebuka lagi dan penyembuhan jadi mundur dari awal.
Solusi: jaga luka tetap tertutup dan kurangi gesekan. Kalau gatal banget, oleskan wund+™ Wound Regeneration Cream. Kandungan MicroSilver di dalamnya bisa bantu tenangkan kulit dan kurangi rasa gatal.
6. Penyakit Kronis Nggak Terkontrol
Kalau punya diabetes, gangguan sirkulasi, atau sistem imun lemah, luka memang lebih susah sembuh.
Solusi: kontrol penyakit yang mendasari. Misalnya, jaga gula darah tetap stabil buat penderita diabetes.
**
Luka yang nggak sembuh-sembuh biasanya bukan cuma soal “lukanya” aja, tapi juga cara kita merawat dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Intinya, jaga luka tetap bersih, tertutup, dan dirawat dengan benar. Jangan tunggu luka kecil berubah jadi masalah besar.
Selalu sedia produk wund+™ GWS Wellness di rumah biar perawatan luka jadi lebih cepat, praktis, dan aman.
Rawat luka dengan benar, biar sembuh tuntas dan bebas bekas! (xt)
Referensi
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Why You Shouldn’t Ignore a Wound That Won’t Heal.
Health Direct. Diakses pada 2025. Chronic wounds
West Coast. Diakses pada 2025. How You’re Making Your Wounds Worse and How Wound Healing Works.
Leave feedback about this