Kesehatan

Kaki Bau: Masalah Sepele yang Bisa Jadi Serius

Pernahkah kamu membuka sepatu dan langsung “disambut” aroma tak sedap? Padahal sudah sering ganti kaos kaki, bahkan sepatunya pun bersih. Tapi tetap saja … kaki bau.

Hal ini tentu membuat malu dan tak percaya diri. Apalagi kalau harus lepas sepatu di tempat umum. Tenang, kamu nggak sendirian—dan kabar baiknya, ini bisa diatasi.

Apa Penyebab Kaki Bau?

Masalah ini dikenal dengan istilah medis bromodosis. Penyebab utamanya:

1. Keringat berlebih
Ternyata, telapak kaki kita punya sekitar 250.000 kelenjar keringat. Lebih banyak dari bagian tubuh lainnya! Jadi, wajar kalau kaki mudah basah dan lembap, terutama saat cuaca panas, olahraga, atau berdiri terlalu lama.

2. Bakteri
Keringat sendiri sebenarnya nggak berbau. Tapi saat bercampur dengan bakteri di kulit, barulah timbul aroma tak sedap. Salah satu bakteri “biang kerok” adalah Kytococcus sedentarius, yang bisa menghasilkan senyawa sulfur. Hasilnya? Bau menyengat mirip telur busuk!

3. Jamur
Kaki yang lembap jadi tempat ideal buat jamur tumbuh. Salah satunya adalah jamur penyebab kutu air (tinea pedis). Selain bikin gatal dan kulit pecah-pecah, kutu air juga bisa menghasilkan bau yang cukup menusuk.

4. Sepatu lembap & kurang istirahat
Pakai sepatu yang sama setiap hari tanpa sempat kering bisa bikin kelembapan terjebak di dalamnya. Ini memberi ruang bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak.

5. Kebersihan kaki kurang terjaga
Jarang cuci kaki, malas ganti kaus kaki, atau kuku kaki yang dibiarkan panjang bisa jadi tempat favorit bakteri untuk menetap.

6. Kondisi medis tertentu
Beberapa orang lebih rentan mengalami kaki bau, misalnya yang punya:

  • Hiperhidrosis, yaitu kondisi medis yang menyebabkan keringat berlebih.
  • Diabetes, yang bisa membuat kaki lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi jamur dan bakteri.

Bau kaki juga bisa makin parah karena hal-hal sederhana yang sering dianggap sepele, seperti

  • cuaca panas atau lembap;
  • aktivitas fisik berat (misalnya olahraga);
  • berdiri dalam waktu lama;
  • berat badan berlebih (lebih banyak tekanan = lebih banyak keringat).

Lalu, Gimana Mengatasinya?

Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:

  • Rendam kaki dengan air hangat yang dicampur garam atau cuka apel selama 15—20 menit. Garam membantu menyerap kelembapan, sedangkan cuka memiliki efek antibakteri. Catatan: hindari merendam kaki jika ada luka terbuka.
  • Jaga kaki tetap kering. Setelah mandi, keringkan kaki hingga ke sela-sela jari. Gunakan bedak kaki atau antiperspiran jika kaki cenderung mudah berkeringat.
  • Cuci kaki setiap hari, dan keringkan hingga sela-sela jari. Gunakan sabun antibakteri dan pastikan untuk membersihkan seluruh bagian kaki, termasuk sela jari dan bawah kuku.
  • Ganti sepatu secara berkala dan jemur sepatu di bawah sinar matahari. Jangan pakai sepatu yang sama dua hari berturut-turut. Beri waktu agar sepatu benar-benar kering sebelum dipakai kembali. 
  • Semprotkan disinfektan di dalam sepatu untuk membunuh bakteri. Lalu, biarkan mengering alami. Ini membantu membunuh bakteri atau jamur penyebab bau.
  • Rawat alas kaki. Hindari mengenakan sepatu yang sama selama dua hari berturut-turut agar keringat yang menempel hilang terlebih dulu. Selain itu, cuci sol dalam sepatu agar baunya lebih harum.

Bagaimana Jika Sudah Terjadi Infeksi?

Jika kamu melihat kulit di kaki mengelupas, terasa gatal, perih, atau berbau menyengat, bisa jadi sudah ada infeksi jamur atau luka ringan yang tidak tertangani.

Penderita diabetes harus ekstra hati-hati jika mengalami kaki bau, luka kecil, atau kulit yang rusak. Luka kecil pun bisa berkembang menjadi luka kronis bila tidak dirawat dengan baik.

**

Bau kaki memang memalukan, tapi lebih memalukan kalau dibiarkan hingga menimbulkan infeksi. Rawat kaki dari sekarang—karena kesehatan kaki adalah cermin dari kebersihan tubuhmu. (xt)

Referensi

Healthline. Diakses pada 2025. How to Get Rid of Smelly Feet.

WebMD. Diakses pada 2025. What to Know About Smelly Feet.

Leave feedback about this

  • Rating