Kesehatan Mental

Kulit dan Kesehatan Mental: Mengapa Stres Bisa Merusak Wajah

Di balik wajah yang tampak kusam, jerawat yang muncul tiba-tiba, atau eksim yang tak kunjung membaik, ada satu pemicu yang sering kali luput dari perhatian: stres.

Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, stres telah menjadi bagian dari keseharian yang sulit dihindari.

Sayangnya, banyak orang belum menyadari bahwa kesehatan mental memiliki kaitan erat dengan kondisi kulit. 

Saat pikiran tertekan, tubuh memproduksi hormon stres yang bisa memicu berbagai reaksi negatif pada kulit. Mulai peradangan, penurunan fungsi skin barrier, hingga memperparah kondisi kulit kronis, seperti jerawat, rosacea, dan eksim.

Memahami hubungan antara stres dan kesehatan kulit adalah langkah penting dalam merawat diri secara menyeluruh.

Tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam.

Bagaimana Stres Memengaruhi Kesehatan Kulit?

Stres memicu pelepasan hormon kortisol dalam tubuh. Dalam jumlah tinggi dan dalam jangka panjang, kortisol dapat memperburuk produksi minyak berlebih, memicu jerawat, mengganggu fungsi pelindung kulit, serta membuat kulit lebih sensitif dan mudah mengalami peradangan.

Akibatnya, kamu mungkin mengalami berbagai keluhan kulit, seperti

  • jerawat yang muncul  mendadak; 
  • kulit kering dan bersisik;
  • kemerahan atau ruam;
  • lingkaran hitam di bawah mata;
  • kulit tampak lelah, kusam, dan menua lebih cepat;
  • eksim, psoriasis, atau rosacea yang makin memburuk;
  • rambut rontok atau menipis;
  • kebiasaan buruk, seperti menggaruk kulit berlebihan.

Ketika skin barrier terganggu, kulit juga kehilangan kelembapannya dan semakin rentan terhadap iritan dan alergen.

Cara Mengatasi Masalah Kulit Akibat Stres

Mengatasi masalah kulit akibat stres membutuhkan pendekatan yang holistik, yaitu perawatan dari luar dan dari dalam.

1. Rutinitas Perawatan Kulit yang Lembut dan Efektif

Gunakan produk perawatan yang fokus pada hidrasi, perlindungan, dan perbaikan skin barrier, seperti

  • pembersih wajah lembut, tanpa SLS;
  • pelembap yang mengandung asam hialuronat, gliserin, ceramide, atau aloe vera;
  • tabir surya setiap pagi;
  • masker atau krim malam dengan kandungan anti-inflamasi dan pelembap intens

Gunakan juga wund+™ Regeneration Cream sebagai bagian dari rutinitas malam. Krim ini mengandung bahan aktif yang membantu regenerasi kulit dan meredakan iritasi ringan yang sering muncul akibat stres berlebih.

2. Manajemen Stres Secara Aktif

Stres tidak bisa dihindari sepenuhnya, tapi bisa dikelola. Kamu bisa mencoba:

  • meditasi, mindfulness, atau yoga;
  • menulis jurnal atau curhat pada orang kamu percayai;
  • beristirahat dan tidur cukup;
  • rutin berolahraga.

3. Gaya Hidup Sehat untuk Kulit dan Pikiran

  • Konsumsi makanan kaya antioksidan dan omega-3 (ikan, sayur, biji rami).
  • Hindari alkohol berlebihan dan kurangi kafein.
  • Minum cukup air setiap hari.
  • Hentikan kebiasaan merokok, karena mempercepat penuaan kulit.

4. Dukungan Kesehatan Mental

Jika stres terasa berat atau mulai memengaruhi kualitas hidup Anda secara keseluruhan, jangan ragu mencari bantuan profesional.

Terapi, konseling, atau sekadar berbagi dengan orang yang Anda percaya bisa jadi langkah awal yang menyembuhkan, tak hanya untuk pikiran, tapi juga kulit Anda.

**

Jangan remehkan hubungan antara pikiran dan kulit. Kulit adalah cermin dari apa yang terjadi di dalam tubuh, termasuk kesehatan mental Anda. Jadi, saat Anda merawat kulit, jangan lupa juga merawat pikiran.

Bantu kulit Anda pulih dan beradaptasi dengan stres harian menggunakan produk yang mendukung regenerasi alami kulit, seperti wund+™ Regeneration Cream. Kulit yang tenang, hati pun ikut tenang. (xt)

Referensi

City Skin Clinic. Diakses pada 2025. Stress Skin.

PMC. Diakses pada 2025. Brain-Skin Connection: Stress, Inflammation and Skin Aging.

Sereko Shop. Diakses pada 2025. How Stress and Anxiety Can Lead to Skin Dullness?

Leave feedback about this

  • Rating