Pernah nggak, luka kecil di kulit kamu malah meninggalkan bekas yang tebal, menonjol, dan susah hilang? Nah, bisa jadi itu bukan sekadar bekas luka biasa, tapi keloid.
Meski nggak berbahaya buat kesehatan, keloid sering bikin nggak nyaman dan mengganggu penampilan.
Apa Itu Keloid?
Bekas luka sebenarnya adalah proses alami tubuh untuk memperbaiki kulit yang rusak. Setelah kulit cedera, tubuh membentuk jaringan baru untuk menutupi area luka. Biasanya, bekas luka akan memudar seiring waktu. Tapi beda ceritanya dengan keloid.
Keloid adalah bekas luka yang tumbuh berlebihan. Bentuknya menonjol, tebal, bahkan bisa melebar lebih besar dari luka aslinya.
Bekas luka ini bisa muncul di bagian tubuh mana saja, tapi paling sering di telinga, bahu, pipi, atau dada.
Kabar baiknya, keloid tidak berbahaya. Hanya saja, sering bikin minder atau bahkan terasa nyeri. Karena itu, pencegahan dan perawatan sejak dini jadi penting banget.
Gejala Keloid
Keloid biasanya muncul beberapa bulan setelah luka, bahkan ada yang baru terlihat bertahun-tahun kemudian. Gejalanya bisa berbeda-beda, tapi umumnya seperti ini:
- Bekas luka menebal, bentuknya nggak beraturan
- Kulit terlihat mengkilap, menonjol, dan tidak berbulu
- Ukuran bervariasi, tergantung dari luka awal dan kapan berhenti tumbuh
- Teksturnya bisa lunak, keras, atau kenyal
- Warnanya bisa kemerahan, cokelat, sampai keunguan
- Sering terasa gatal
- Kadang menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri
Kenapa Bisa Terjadi?
Penyebab pasti keloid belum diketahui. Tapi intinya, keloid muncul karena tubuh memproduksi kolagen (protein yang bantu menyusun kulit) secara berlebihan saat menyembuhkan luka.
Akibatnya, jaringan parut jadi tumbuh lebih banyak dari yang seharusnya.
Jenis cedera kulit yang bisa memicu keloid antara lain:
- Jerawat
- Gigitan serangga
- Luka bakar
- Suntikan atau vaksinasi
- Tindik telinga atau tubuh
- Goresan kecil
- Pencabutan bulu
Menariknya, ada juga keloid yang muncul tanpa alasan yang jelas.
Bagaimana Mencegah Keloid?
Jika kamu rentan terhadap munculnya keloid, lakukan hal-hal berikut untuk mecegahnya:
1. Rawat Luka dengan Benar
Jaga luka tetap bersih dan lembap. Bersihkan area luka dengan lembut menggunakan sabun dan air. Lembapkan dengan area sekitar luka dengan wund+ Regeneraration Cream.
Lakukan beberapa kali dalam sehari sesuai kebutuhan.
2. Hindarkan Prosedur yang Bisa Membuat Trauma Kulit
Usahakan untuk menghindari cedera pada kulit. Pertimbangkan untuk tidak melakukan tindik badan, tato, dan operasi elektif.
Bahkan cedera ringan, seperti rambut yang tumbuh ke dalam, luka sayat, dan goresan, dapat memicu pertumbuhan keloid.
3. Gunakan wund+™ Wound Scar Gel
Kalau bekas luka sudah terbentuk, jangan panik dulu. Ada banyak cara untuk bantu memudarkan bekasnya. Selain metode medis, seperti laser atau silikon gel sheet, kamu juga bisa coba produk khusus perawatan bekas luka.
Salah satunya adalah wund+™ Scar Gel. Gel ini mengandung Stem Cell Centella Reversa yang mendukung regenerasi kulit.
Fungsinya nggak cuma untuk melembapkan area bekas luka, tapi juga membantu meratakan tekstur kulit dan memudarkan bekas supaya lebih samar. Plus, formulanya ringan, cepat meresap, dan nyaman dipakai sehari-hari.
Gunakan rutin 2x sehari di area bekas luka bisa bantu hasilnya lebih optimal. Jadi, buat kamu yang terganggu sama bekas luka membandel, ini bisa jadi pilihan praktis sebelum mencoba tindakan medis yang lebih invasif.
**
Bekas luka itu tanda tubuhmu sedang berusaha sembuh. Sebagian besar akan memudar seiring waktu.
Tapi, dengan perawatan yang tepat—dari kebiasaan kecil sampai penggunaan produk seperti wund+™ Scar Gel—kamu bisa mempercepat prosesnya dan bikin bekas luka jadi jauh lebih samar. (xt)
Referensi
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Scars.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Keloid Scar.
Medical News Today. Diakses pada 2025. How can home remedies get rid of my old scar?
Leave feedback about this